Pages

Minggu, 29 Mei 2011

Mengalun Sukma

Terbersit beribuan lantuanan asma-asmamu

Membahana mengelus ruang hati yang tersurat samar ini

Aku tertidur pulas dibawah senandung dunia

Mendengkurkan Ribuan-Kilaun keindahan dan kenestapaanmu


Terbaring ditengah titian keterasingan

mengelus beribu bualan yang penuh arti

Menengadahkan hati dalam pucuk-pucuk tirani yang basahi diri

mengedus segenap misteri Illahi


Terangkai dalam serpihan-serpihan kenikmatan

Mengalunkan endusan sukam yang kian terekam

Membahana menembus dinding kehidupan

Terngiang dalam rintihan keindahan

Sabtu, 28 Mei 2011

Nafsu

Nafsumu itu ibu segala berhala
Berhala kebedaan ular sawa
Berhala keruhanian naga
Itu ibarat perumpamaannya
Mudah sekali memecah berhala
Kalau diketuk hancurlah ia
Walau batu walaupun bata
Walau ular walaupun naga
Tapi bukan mudah mengalahkan nafsu
Jika hendak tahu bentuk nafsu
Bacalah neraka dengan tujuh pintu
Dari nafsu keluar ma’siat setiap waktu.
mencintainya ini
sebagaimana kenikmatan lelaki
yang memeluk tugu batu
di dalam kegelapan sambil menangis dan meratap.
Meskipun dia merasa nikmat
kerana berfikir bahawa yang dipeluk adalah kekasihnya, tapi
jelas tidak senikmat
orang yang memeluk kekasih sebenarnya
kekasih yang hidup dan sedar.

Jumat, 27 Mei 2011

Seuntai Hati,

Tergambar jelas dalam setiap dentuman

Dentuman yang menggerutu deras menggerakkan aliran darahku

Darah yang terus mengalirkan bayang-bayangmu

Bayangan yang terus deraikan angan kepadamu.

Tampilan yang engkau seguhkan sungguh tak terbantah adanya

Kekuatan yang kau tunjukkan sungguhkan getarkan dadaku

Kekuatan hatimu mampu bangkitkan imajinasiku

Terangkai dalam sesosok anggun nan perkasa adanya

Kau kuatkan langkahku.

Kau deraikan gelora perjuangan yang tiada tara..

Kau desirkan aroma surge dan neraka

Kau buat aku memahami segenap arti dari sebuah perjalanan diri

Ulurkan tanganmu untuk aku rangkai menjadi seikat hati..

Dan biarkan ku jaga hati dan sesosok inprirasi ini

Biarpun air tak lagi muncul dari pusaranya

Kan kutuangkan dari secawan kehadiran hati

Biarlah sesosok yang kuat karena tempamu ini

Mampu menjadi sinar dalam hidupmu

Menjadi dedauan yang kan suburkan hidupmu

Dan mengharumkan segenap taman-taman keindahan hatimu

Rabu, 25 Mei 2011

Setengah Pagi Penuh Terkaan

Tak mampu kepejamkan mataku,..

Berjuta rasa yang tak mampu ku terka dengan otakku

Beribu tanya kian mendera memapah rasa untuk menerka

Apa ini sebenarnya. Apa yang tengah terjadi di alam sana.

Semakin kucari

Semakin tersesat aku didalamnya.

Sampai getaran malampun menyeruak laksana bom yang pekakan telinga

Sampai teropong semestaku ini enggan untuk mengatupkan dirinya

Ah,….

Semakin tak jelas, kepalaku menelisik dalam samudra kehidupan

Tersamar beribu terkaan, teruntai dalam ribuan kajian

Mungkin disana seperti yang aku fikirkan namun apa itu benar

Tersurat lantunan sejuta keagungan dan keangkuhan

Aku ingin mengedalikan alam semesta ini

Hingga semua seperti apa yang aku inginkan

Apakah semua itu mimpi

Masih berkutat dalam ruang-ruang anugrah

Mengapung-apung dalam hamparan rasa dan cipta

Terkatung dalam alam yang tercipta

Dan semua akan aku ciptakan.

Cinta (Rumi)

CINTA yang dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Kau sudah banyak menderita
Tetapi kau masih terbalut tirai’
Karena kematian adalah pokok segala
Dan kau belum memenuhinya
Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’
Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga
Ketika dua dari seratus anak tangga hilang
Kau terlarang menginjak atap
Bila tali kehilangan satu elo dari seratus
Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba
Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu
Sebelum kau letakan “mann” terakhir…
Perahu yang sudah hancur berpuing-puing
Akan menjadi matahari di Lazuardi
Karena kau belum ‘Mati’,
Maka deritamu berkepanjangan
Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar
Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi
Sebelum gemintang bersembunyi
Arahkan tombakmu pada dirimu
Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu
Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…
Wahai mereka yang memiliki ketulusan…
Jika ingin terbuka ‘tirai’
Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’
Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan
Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan
Untuk masuk ke dalam Cahaya…
Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya
Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya
Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar
Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…

Selasa, 24 Mei 2011

Senja di penghujung waktu

Tergelincir gerimis mengiringi tutupnya hari.

Menebar seberkas kerinduan, menapaki penghujung hari

Awan-awan melukiskan kecantikan paras mu.

Datang menyambar siulan kutilang menyebut namamu.

Masih ku ingat slalu senyum manismu itu,

Diiringi belaian lembut angin yang mengurai rambutmu.

Gurat bibirmu memancarkan senyum symbol pengharapan ku.

Dan indah sosok mu selalu menari-nari dalam angan-angan ini.